Newest Post
// Posted by :Unknown
// On :Kamis, 27 Agustus 2015
LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU BAHAN MAKANAN
ACARA VI
IKAN
Disusun
oleh :
Nama : Dina muslimah ambotang
NIM : 35.3014.7.2.0981
Kelompok
: 01
Tanggal
: Minggu,
12 april 2015
Asisten
: Elisa
Sulistyaningrum S. Gz MPH Dietition
Ayu Rhardianti S. Gz MPH
PROGRAM STUDI GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Acara :
minyak dan lemak
B. Hari/tanggal :
Sabtu, 12 april 2015
C. Tujuan :
a. Mahasiswa mengetahui kriteria mutu secara fisik lemak dan
minyak
b. Mahasiswa dapat menghitung minyak yang terserap pada
bahan makanan
BAB
II
METODE
PERCOBAAN
A. Alat dan bahan
1. Atat
a. Timbangan 1
buah
b. Pisau 1 buah
c. Cawan petri 1 buah
d. Gelas piala 1 buah
e. Kertas saring 1 buah
f. Pipet tetes 1 buah
g. Talenan 1 buah
h. Baskom 1
buah
2. Bahan
a. Ikan mas 1
ekor
b. Ikan kembung 1
ekor
c. Ikan bandeng 1
ekor
d. Cumi 1
ekor
e. Udang 1
ekor
f. Kerang 1
ekor
g. Kepiting 1
ekor
h. Sarden Secukupnya
i. Ikan asin Secukupnya
j. Bakso ikan Secukupnya
k. Ikan teri Secukupnya
l. Terasi Secukupnya
m. Ikan asap secukupnya
n. Ikan bandeng secukupnya
o. Larutan Pb Asetat Secukupnya
p.
Air Secukupnya
B. Cara kerja
1.
Pengamaatan Sifat Organoleptik
Ikan
mas, ikan kembung, ikan bandeng, cumi, udang, kerang, kepiting
Mengamati bentuk
|
Mengamati sifat organoleptik
|
Menghitung
kesegaran ikan
|
2. Pengamaatan Berat Dapat Dimakan
Ikan mas, ikan kembung, ikan bandeng,
cumi, udang, kerang, kepiting
Menimbang
berat utuh
|
Memisahkan
bagian yang dapat dimakan
|
Menimbang
bagian yang dapat dimakan
|
Menghitung % BDD
|
3. Uji Kesegaran
a. Uji Penenggelaman
, Ikan
mas, ikan kembung, ikan bandeng, cumi, udang, kerang, kepiting
Mengisi
baskom dengan air sampai penuh
|
`
Mengamati
apa yang terjadi
|
b. Uji H2S
Ikan
mas, ikan kembung, ikan bandeng, cumi, udang, kerang, kepiting
Mengiris ikan sebesar kacang tanah
|
Memasukkan
kedalam cawan petri
|
Menutup
dengan kertas saring
|
Menetesi dengan Pb Asetat
|
Mengamati
warna coklat H2S yang terbentuk
|
4. Pengamatan produk olahan ikan
dan seafood
Bakso
ikan, sarden, ikan asap, ikan teri, bandeng presto, ikan asin, terasi
Mengamati
sifat organoleptik produk
|
Mengamati nilai gizi produk
|
BAB III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil (tabel hasil pengamatan/percobaan)
1.
Pengamatan Sifat Organoleptik Ikan dan
Seafood
Tabel 1. Pengamatan Sifat
Organoleptik Ikan dan Seafood
Nama ikan dan Seafood
|
Bentuk
|
Warna
|
Bau
|
Tekstur
|
Ikan mas
|
Pendek
|
Hitam
keabu-abuan
|
Amis
khas ikan
|
Padat
keras
|
Ikan kembung
|
Pipih
sedang
|
Putih
keabu-abuan
|
Amis
anyir
|
Ditekan
tidak balik
|
Ikan bandeng
|
Panjang
lonjong
|
Putih
kehitaman
|
Amis
anyir busuk
|
Empuk,
ditekan tidak balik
|
Cumi
|
Kerucut
|
Merah
krabu-abuan
|
Amis
|
Kenyal
|
Udang
|
Melengkung
|
Merah
keabu-abuan
|
Amis
|
Kenyal
|
Kerang
|
Oval
bercangkang
|
Coklat
muda
|
Amis
|
Kenyal
|
Kepiting
|
Bercangkang
|
Hijau
muda
|
Amis
|
Kenyal
|
Nama ikan dan seafood
|
Keadaan fisik
|
Warna insang
|
Keadaan mata
|
Keadaan daging
|
Ikan mas
|
Segar
|
Merah
segar
|
Bagus,
segar
|
Putih
|
Ikan kembung
|
Segar
|
Coklat
|
Pucat,
kusam
|
Merah
pucat
|
Ikan bandeng
|
Tidak
segar
|
Merah
muda
|
Berlendir,
hitam
|
Putih
|
Cumi
|
Tidak
terlalu segar
|
-
|
Sedikit
berlendir
|
Putih
kusam
|
Udang
|
Tidak
terlalu segar
|
-
|
Berlendir
|
Putih
pucat
|
Kerang
|
Segar
|
-
|
-
|
Orange
|
Kepiting
|
Tidak
terlalu segar
|
-
|
Layu
|
Putih
|
2. Penentuan Berat Dapat Dimakan (BDD) Ikan dan
Seafood
Tabel 2. Pengamatan Penentuan Berat Dapat Dimakan (BDD)
Ikan dan Seafood
Jenis Ikan dan Seafood
|
Berat utuh (g)
|
Berat dipisah (g)
|
% BDD
|
Ikan mas
|
76
|
29
|
38,15
|
Ikan kembung
|
60
|
31
|
44,92
|
Ikan bandeng
|
222
|
141
|
63,51
|
Cumi
|
33
|
25
|
75,7
|
Udang
|
15
|
9
|
60
|
Kerang
|
9
|
1
|
11,1
|
Kepitig
|
132
|
37
|
27,8
|
3. Uji Kesegaran Ikan dan Seafood
Tabel 3. Pengamatan Uji
Kesegaran Ikan dan Seafood
Jenis Ikan dan Seafood
|
Hasil Uji Ketenggelaman
|
Hasil Uji H2S
|
Ikan mas
|
Tenggelam
|
orange
|
Ikan kembung
|
Tenggelam
|
Ungu
kehitaman
|
Ikan bandeng
|
Mengapung
|
Abu
bintik hittam
|
Cumi
|
Tenggelam
|
Ungu
|
Udang
|
Tenggelam
|
putih
transparan
|
Kerang
|
Tengelam
|
orange
|
Kepiting
|
Tenggelam
|
Putih
keabuan
|
4. Pengamatan Nilai Gizi Produk Olahan Ikan dan
Seafood
Tabel 4. Pengamatan Nilai
Gizi Produk Olahan Ikan dan Seafood
Bahan
|
Warna
|
Bau
|
Tekstur
|
Rasa
|
Sarden
|
Merah
keorengean
|
Amis
|
Lembut,
halus
|
Asin,
gurih, sedikit pedas
|
Ikan
Asin
|
Putih
kekuningan
|
Amis
|
Sedikit
kasar
|
Asin
|
Bakso
Ikan
|
Asin
|
Khas
Ikan laut
|
Halus,
empuk
|
Gurih,
khas ikan
|
Ikan
teri
|
Putih
gading
|
Khas
ikan air tawar
|
Padat
sedikit kasar
|
Asin
|
Terasi
|
|
|
|
|
Ikan
asap
|
Hitam,
putih
|
Aroma
asap
|
Berserat
|
Gurih,
sedikit hambar
|
Ikan
Bandeng
|
Putih
pucat keabu-abuan
|
Amis
|
Halus,
berserat
|
Gurih,
sedikiit asin
|
B. Pembahasan
1. Pembahasan fungsi alat
a. Timbangan berfungsi sebagai penentu bobot pada setiap
bahan yang akan diuji coba.
b. Kompor berfungdi sebagai pemanas untuk memasak sampel.
c. Panci berfungsi sebagai wadah yang digunakan untuk
memasak.
d. Pisau diguakan untuk mengukur suhu atau mengatur suhu
pada saat memasak.
e. Talenan digunakan sebagai pengalas untuk memotong sampel.
f. Gelas piala digunakan untuk mengukur berapa banyak air
yang akan digunakan dalam uji coba
g. Pipet tetes digunakan sebagai alat untuk menganbil sampel
dalam jumlah yang sedikit untuk dipindahkan ditempat yang diinginkan.
h. Baskom digunakan sebagai wadah untuk meletakan
bahan-bahan yang diperlukan
i. Cawan peti dan kertas saring digunakan untuk menguji H2S
pada sampel.
2. Penjelasan cara kerja dan fungsi perlakuan
a. Pengamatan Berat Dapat Dimakan (BDD) ikan dan seafood
dilakukan untuk mengetahui % BDD pada setiap ikan dan seafood, dengan cara
menimbang berat keseluruhan dan berat sesudah dipisahkan dengan bagian lain,
seperti kulit, tulang, ekor, dll
b. Pengamatan sifat organoleptik ikan dan seafood dilakukan
untuk mengetahui perbedaan tekstur, rasa, dan bau pada setiap ikan dan seafood.
c. Uji penenggelaman dilakukan untuk mengetahui jenis ikan
apa yang tenggelam di dalam air dan jenis ikan apa yang tidak tenggelam.
d. Pengamatan sifat organleptik produk oalahan iakn dan
seafood dilakuakan agar dapat mengetahui perbedaan warna,tekstur, bau, dan rasa
setiap unggas setelah dimasak.
3. Pengertian ikan
Yang
termasuk dalam ikan adalah binatang yang hidup dalam air, mempunyai sirip, dan
bernafas dengan insang. Ikan yang hidup di perairan indonesia sangat banyak
jenisnya, dari yang berukuran kecil sampai yang berukuran sangat besar. Dari
sekian banyak jenis ikan yang perlu diketahui sebanyak 45 jenis. Jenis-jenis
ini termasuk dalam jenis ikan yang ekonomis penting dari perairan laut. Pada
garis sebenarnya ikan dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu ikan bertulang
rawan, danikan bertulang keras (Murachman, 2006)
Ikan
merupakan bahan pangan sumber protein hewani yang bermutu baik dan juga
merupakan sumber lemak. Dalam dua puluh lima tahun terakhirbanyak sekali
penemuan ilmiah dari para ahli gizi dan kesehatan dunia yang membuktikah bahwa
ikan dan jenis seafood lainnya sangat baik untuk kesehatan serta kecerdasan
manusia (Dahuri, 2004). Ikan (seafood), rata-rata mengandung 20% protein yang
mudah dicerna dengankomposisi asam amino esensial yng seimbang. Ikan juga
mengandung omega 3 yang sangat penting bagi perkembangan jaringan otak,
mencegah terjadinya penyakit jantung, stroke dan darah tinggi. Lebih dari itu
omega 3 juga dapat mencegah penyakit inflamasi seperti arthristis, asma,
colitis, dermatitiss serta psoriasis, beberapa jenis penyakit ginjal dan
membantu penyembuhan penyakit depresi, skizofrenia serta gejala hiperaktif pada
anak-anak (Dahuri, 2004 dan Aswatan, 2004).
Dibandingkan
dengan nilai gizi daging sapi, kedudukan ikan boleh dikatakan jauh lebih
tinggi. Sedangkan dibandingkan dengan telur kedudukan ikan sebagai bahan pangan
juga tidak jauh berbeda. Protein ikan mempunyai nilai biologis tinggi.
4.
Pengamatan organoleptik
Pengamatan
ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana karakteristik ikan dan seafood yang
baik, segar dan layak dikonsumsi. Dari hasil yang didapatkan, hampir semua ikan
sampel ikan dan seafood sudah tidak segar lagi jika dilihat dari penampakan
luarnya. Ikan mas memiliki warna insang yang keabu-abuan dan mata yang cekung.
Ikan bandeng memiliki warna insang yang keabu-abuan dan mata yang cekung.
Keadaan cumi sudah tidak dalam keadaan yang utuh, hal ini ditandai dengan tidak
adanya mata pada bagian kiri cumi, dan bagian kulit yang telah terkelupas.
Sedangkan pada udang bagian kulit sudah banyak yang terkelupas. Dari beberapa
hal yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa beberapa sampel ikan dan
seafood sudah tidak dalam keadaan yang segar. Berbeda dengan sampel yang lain,
ikan mas tampak segar, hal ini dibuktikan dengan warna insang pada ikan mas
berwarna merah segar, dan mata cembung, walaupun bentuk kepala yang hancur
karena sewaktu mematikan ikan mas yang masih hidup terlalu bersemangat,
sehingga mengakibatkan bagian kepala ikan mas hancur dan darah yang keluar terrlalu banyak.
Ikan
merupakan salah satu makanan yang cepat rusak, karena kandungan protein yang
sangat tinggi sehingga menyebabkan bau busuk yang menyengat. Berikut perbedaan
ikan segar dan ikan busuk
Dilihat dari
|
Ciri ikan segar
|
Ciri ikan busuk
|
Mata
|
Cemerlang, kornea
bening, pupil hitam, mata cembung
|
Redup, tenggelam,
pupil mata kelabu tertutup lendir
|
Insang
|
Warna merah sampai
merah tua, cemerlang tidak berbau, tidak ada of-odor
|
Kotor, warna pucat,
keabuan dan berlendir bau busuk
|
Lendir
|
Terdapat lendir alami
menutupi ikan yang baunya khas menurut jenis ikan
|
Berubah kekuningan,
dengan bau yang tidak enak atau lendirnya mengering dan putih susu, atau
lendir pekat menempel
|
Kulit
|
Cemerlang, belum pudar,
warna asli kontras
|
Kulit berwarna pudar,
mengering dan mudah retak, atau terkelupas
|
Sisik
|
Melekat kuat,
mengkilat dengan tanda/warna khusus tertutup lendir jernih
|
Banyak yang lepas,
tanda/warna khusus memudar
|
Daging
|
Sayatan daging cerah,
dan elastis, bila ditekan tidak ada bekas jari
|
Lunak, tekstur
berubah, bila ditekan jari ada bekas.
|
Tulang
|
Tulang belakang
berwarna abu-abu mengkilap
|
Tulang belakang
mengalami diskorolasi dan kekuningan
|
Kondisi
|
Bebas dari parasit
ataupun tanpa luka atau kerusakan pada bahan ikan
|
Banyak terdapat
parasit badanya banyak luka, dan tulang banyak yang patah.
|
5. Penentu Berat Dapat Dimakan
Pengamatan ini
berfungsi untuk mengetahui % BDD (Berat Dapat Dimakan). Pada bagian ikan dan
seafood ditimbang untuk mengetahui berat awal, lalu setelah dipisahkan dengan
kulit, tulang, kepala, siri dan ekor ditimbang lagi untuk mendapatkan berat
akhir. Kemudian perhitungan % BDD dapat dihitung dengan cara :
Dari
hasil perhitungan % BDD maka ikan dan seafood yang terbersar presentase BDD adalah
cumi-cumi yaitu 75,7%. Dan bagian yang terkecil adalah kerang yaitu 11,1%.
6.
Uji H2S
Uji ini bertujuan
untuk mengetahui adanya produksi gas hydrogen sulphid dari sulfur yang mengandung
asam-asam amino melalui aktifitas enzim. Reaksi positif ditunjukkan dengan
adanya warna hitam dari keseluruhan sampel, sedangkan sampel lainnya
menunjukkan reaksi negative. H2S adalah senyawa kimia gas yang tidak
berwarna, beracun, mudah terbakar dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat
timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai bahan organic dalam
keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik).,
seperti di rawa,dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul pada gas
yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas alam. Efek terhadap kehidupan
binatang adalah adanya proses bioakumulasi dan keracunan bahan berbahaya. Efek
terhadap kesehatan adalah gangguan pernafasan, mata, saraf, kardiovasskular,
metabolisme dan efek reproduksi. Efek pada pernafasan, saraf
dan mata paling sensitive bila seseorang tereksporsur hydrogen sulfide
Ikan segar lebih
cepat mengalami kebusukan dibandingkan dengan mamalia. Kebusukan ikan mulai
terjadi segera setelah rigor mortis selesai. Faktor yang menyebabkan ikan cepat
busuk adalah kadar glikogen yang rendah. Karena kadar glikogen yang rendah
dapat menyebabkan proses rigor mortis berlangsung cepat, pH akhir daging ikan
tinggi (6,4-6,6) dan jumlah bakteri yang terkandung dalam perut ikan tinggi.
Bakteri proteolitik mudah tumbuh pada ikan segar dan dapat menyebabkan bau
busuk pada ikan.
Pembusukan
menyebabkan mutu bahan pangan menurun bahkan menjadi tidak layak dikonsumsi.
Hal ini disebabkan karena terjadinya penyimpangan sifat sensoris (warna,
tekstur, rasa) yang tidak diinginkan serta kemungkinan menyebabkan penyakit.
Pembusukan dapat diamati secara objektif (uji kimia mikkrobiologi) dan
subjektif (pengamatan fisik).
7.
Hasil olahan ikan dan seafood
·
Sarden
Pengalengan ikan adalah salah satu
teknik pengolahan dengan cara memanaskan ikan dalam wadah kaleng yang ditutup
rapat untuk menonaktifkan enzim, membunuh mikroorganisme, dan mengubah ikan
dalam bentuk mentah menjadi produk yang siap disajikan tetapi memiliki
kandungan nilai gizi yang sedikit menurun karen aproses denaturasi protein
akibat proses pemanasan bila dibandingkan dengan ikan segar, namun lebih tinggi
bila dibandingkan dengan protein sumber nabati seperti tahu dan tempe.
Metode pengawatan dengan cara
pengalengan ditemukan oleh Nicholas Appert, seorang ilmuan perancis.
Pengalengan makanan merupakan salah satu cara pengawetan bahan makanan yang
dikemas secara hermetis dan kemudian disterilkan.
·
Ikan asin
Ikan asin adalah bahan makanan yang
terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan
daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di suhu
kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan walaupun biasanya harus ditutup rapat.
·
Bakso ikan
Bakso adalah sejenis bola daging
yang lazim ditemukan pada masakan Indonesia. Bakso umumnya dibuat dari campuran
daging sapi, ayam, atau ikan dan udang.
Asal mula bakso
Bakso
memiliki akar dari seni kuliner Tionghoa Indonesia, hal ini ditunjukan dari
istilah ‘bakso’ berasal dari kata Bak-So dalam bahasa Hokkien yang secara
harfiah berarti ‘daging giling’. Karena penduduk Indonesia adalah muslim, maka
bakso lebih umum terbuat dari daging halal.
·
Pengasapan ikan
Cara pengawetan ikan dengan proses
ini sudah dikenal sejak lama. Pengawetan ikan dengan media asap benyak memberikan
manfaat, karena selain sebagai cara untuk pengawetan juga memberi warna yang menarik,
sehingga menimbulkan minat konsumen yang banyak untuk mencobanya.
·
Terasi
Terasi adalah produk awetan dari
ikan atau udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau
fermentasi, disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran yang berlangsung
relatif lama (sekitar 20 hari). Terasi umumnya berbentu padat, teksturnya agak
kasar, dan mempunyai aroma yang khas dan tajam namun rasanya sangat gurih.
KESIMPULAN
Ikan merupakan bahan pangan sumber protein hewani yang
bermutu baik dan juga merupakan sumber lemak. Kerusakan zat gizi protein dan
lemak juga dialami selama dalam proses pengolahan ikan.
Tingkat kesegaran mutu ikan dapat dinilai melalui
pengamatan fisik. Yaitu melihat keadaan mata cembung, sisik tidak lepas, aroma
khas ikan tekstur elastis, insang berwarna merah hingga merah tua.
Penyimpanan ikan pada suhu freezer lebih baik jika
dibandingkan dengan suhu chiling.
Produk olahan ikan sangat berfariasi, mulai dari
pengeringan, pengalengan, penggaraman, pengasapan, dan lain sebagainya.
Ikan sangat penting untuk timbuh kembang otak anak karena
kandungan zat gizinya yang hampir sempurna, dan juga mengandung omega 3.
Daftar Pustaka
Michael E. J. Lean, 2013, Ilmu Pangan Gizi &
Kesehatan, London, Hodder Education
Nurjanah,
2004. Kemunduran Mutu Ikan Nila Merah (Oreochromis sp.) Alumnus Departemen THP
FPIK-IPB, Bogor.
Wulandari , S., Sayuh. S dan Asnaini. 2005. Analisi Mikrobiologi Produk
Kaleng (sardines) Kemasan Dalam Limit Waktu Tertentu (expire). Jurenal
Biogenesis vol. 2 hal : 30-35.
Sumardi . J. A. 2000. Ikan Segar Mutu dan Cara Pendinginan (review) Teknologi Hasil Perikanan. Universitas Brawijay, Malang.
- Back to Home »
- contoh laporan praktikum , ikab dan seafood , laporan praktikum ikan dan seafood »
- laporan praktikum ikan dan seafood